Kamis, 30 September 2010

e-commerce


E commerce

            Menurut Wikipedia, E commerce adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
            e-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll.

            Mengapa e-commerce kurang berkembang?
Ada beberapa masalah yang membuat e-commerce kurang berkembang.
1.    Masalah jarak (daerah);
Semua orang tahu bahwa internet itu tidak mengenal jarak, walaupun media dan
komunikasinya memang tidak mengenal jarak, produk yang dipasarkan
jelas mengenal jarak. Contoh, penjual makanan dalam hal ini penjual mie bakso, bisa saja diiklankan di web sehingga seluruh dunia bisa melihatnya, namun pada
akhirnya transaksi hanya bisa terjadi apabila pembeli berada pada jarak
yang dekat dari penjual dikarenakan masalah ongkos kirim dan daya
tahan mie bakso tersebut.

2.    Masalah asumsi(anggapan) yang tidak membumi;
Mayoritas pengusaha memasuki arena e-commerce karena beranggapan
e-commerce itu murah biayanya dan berpotensi untung besar. Walaupun
anggapan ini tidak salah namun adalah suatu kesalahan besar apabila
menganggap e-commerce itu mudah dan dapat ditangani dengan santai.
Sesuai dengan prinsip "waktu adalah uang" maka dalam mengelola sebuah
e-commerce, apabila seorang pengusaha tidak memiliki banyak uang untuk
membayar orang menjalankan pengelolaan, maka ia harus bersedia
menghabiskan banyak waktu untuk menjalankan pengelolaan secara
langsung. Kondisi salah kaprah bahwa e-commerce itu mudah dan murah
bertambah parah akibat banyaknya money game yang berkedok e-commerce,
yang mengumbar bahwa dengan e-commerce bisa cepat kaya dan hanya perlu
bekerja satu atau dua jam seminggu. Semua e-commerce yang berhasil,
yang dimulai dengan modal kecil, mencapai keberhasilan setelah
berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun dikelola dengan baik dan
konsisten dan dengan menghabiskan sebagian besar waktu pemiliknya.

3.    Ketidaksabaran.
Banyak orang terlena dengan sukses Google dan berharap bahwa bisnis
e-commerce mereka bisa seperti itu namun Google adalah contoh
fenomena, hanya 1 dari sekian juta yang bisa seperti itu; seharusnya
dalam menjalankan e-commerce membuat asumsi dan target yang masuk
diakal dan dapat dicapai oleh kebanyakan e-commerce dan dalam waktu
yang wajar, misalnya 1 atau 2 tahun, bukan 1 atau 2 bulan. Pada saat
ingin memulai suatu bisnis, seorang calon pengusaha akan berpikir
betapa lamanya waktu 2 tahun tersebut, terutama untuk e-commerce yang
dianggap harus berkembang dengan sangat cepat, akan tetapi apabila
bisnis tersebut tidak dimulai maka 2 tahun kemudian orang yang sama
akan berada pada tempat yang sama dan mungkin masih dengan
ketidaksabaran yang sama dan memikirkan masalah yang sama sedangkan
bagi yang sudah memulainya akan telah mulai melihat hasilnya.

e-bisnis


E-bisnis


E-bisnis (Electronic Business, atau "E-business") dapat diterjemahkan sebagai kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semiotomatis dengan menggunakan sistem informasi komputer. Istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Lou Gerstner, seorang CEO perusahaan IBM ini, sekarang merupakan bentuk kegiatan bisnis yang dilakukan dengan menggunakan teknologi Internet. E-bisnis memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal mereka secara lebih efisien dan fleksibel. E-bisnis juga banyak dipakai untuk berhubungan dengan suplier dan mitra bisnis perusahaan, serta memenuhi permintaan dan melayani kepuasan pelanggan secara lebih baik.
Agar dapat beroperasi bisnis harus berhubungan dengan banyak bagian berbeda dari informasi mengenai pemasok, pelanggan, karyawan, tagihan, dan pembayaran. Dan tentu saja produk dan jasa mereka. Mereka harus mengelola aktifitas keja yang menggunakan informasi ini untuk beoperasi dengan efisien, dan meningkatkan kinerja keseluruhan perusahaan. Sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk mengelola seluruh informasinya, membuat keputusan yang lebih baik, dan menigkatkan pelakasanaan proses bisnis mereka.
Pada prinsipnya, e-Business kerap didefinisikan sebagai “aktivitas yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan proses pertukaran barang dan/atau jasa dengan memanfaatkan internet sebagai medium komunikasi dan transaksi”. Perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi (teknologi informasi) yang sangat pesat dewasa ini telah mengakibatkan terjadinya revolusi di dunia perdagangan dan industri. Jika dahulu transaksi bisnis yang harus dilakukan secara tatap muka (face-to-face),melibatkan sejumlah fasilitas dan sumber daya fisik (office and paper), dan mempertukarkan barang dan jasa terkait dengan uang kertas atau receh; maka pada saat ini transaksi serupa dapat dilakukan oleh siapa saja dan dari mana saja secara fleksibel (tanpa harus bertemu muka), dilakukan dengan menggunakan peralatan elektronik (komputer, personal digital assistant, dsb.) dan internet, dimana proses pembayaran dilakukan melalui mekanisme transfer informasi keuangan (credit card, digital money,dsb.). Para praktisi bisnis harus melihat fenomena ini sebagai suatu tawaran kesempatan untuk dapat meningkatkan kinerja bisnis dari berbagai segi secara signifikan, karena banyak sekali hal yang dapat dilakukan seperti: memperbaiki efisiensi, efektivitas, transformasi industri, dan lain sebagainya. Intinya adalah, jika praktisi bisnis melihat adanya sumber daya fisik atau proses bisnis yang saat ini dapat didigitaliasikan, maka disitulah kesempatan konsep e-Business dapat diimplementasikan.
Syarat utama yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan yang ingin mengimplementasikan konsep e-Bussiness adalah bahwa manajemen perusahaan benar-benar memahami filosofi dasar dari konsep e-Business (bukan sekedar ikut-ikutan atau latah belaka). Setelah itu, barulah dua hal penting yang harus dimiliki, masing-masing adalah: kemauan dan kemampuan. “Kemauan” artinya adanya keinginan, inisiatif, komitmen, dan dukungan dari segenap pimpinan dan manajemen perusahaan untuk mengimplementasikan konsep e-Business di institusi yang dikelolanya. Mengapa aspek “kemauan” tersebut diperlukan karena sering kali inisiatif penerapan prinsip e-Business memerlukan paradigma dan pandangan baru terhadap bagaimana cara-cara mengelola bisnis (misalnya: prosedur kerja berbasis proses yang sifatnya lintas fungsi) dari segenap sumber daya manusia perusahaan. Bahkan tidak jarang ditemukan proyek penerapan eBusiness yang dilakukan secara simultan dengan program manajemen perubahan (change management). “Kemampuan” berarti perusahaan memiliki sumber daya yang cukup untuk mewujudkan “kemauan” tersebut, seperti: sumber daya manusia dengan kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan, dukungan finansial yang memadai, keberadaan fasilitas teknologi informasi terkait (aplikasi, database, komputer, internet, dan infrastruktur).
Mengapa e-Bisnis bisa terjadi? Itu dikarenakan adanya kebutuhan pasar atau konsumen yang sangat signifikan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.




SISTEM INFORMASI

            Ada beberapa definisi dari Sistem Informasi, antara lain :
·         Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data.
·         Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien. Dan
·         Sistem Informasi adalah sekumpulan komponen dari informasi yang saling terintegrasi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Komponen yang dimaksud adalah komponen input, model, output, teknologi, basis data (data base), kontrol atau komponen pengendali.

Perdagangan Elektronik

Perdagangan elektronik atau e-dagang adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
E-dagang atau e-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.
Pemasaran Internet atau e-pemasaran (Internet marketing atau e-marketing atau online-marketing) adalah segala usaha yang dilakukan untuk melakukan pemasaran suatu produk atau jasa melalui atau menggunakan media Internet atau jaringan www. Kata e dalam e-pemasaran ini berarti elektronik (electronic) yang artinya kegiatan pemasaran yang dimaksud dilaksanakan secara elektronik lewat Internet atau jaringan syber. Dengan munculnya teknologi Internet dalam beberapa tahun ini, banyak istilah baru yang menggunakan awalan e-xxx, seperti halnya: e-surat, e-business,dll. Kegiatan pemasaran Internet umumnya meliputi atau berkisar pada hal-hal yang berhubungan dengan pembuatan produk periklanan, pencarian prospek atau pembeli dan penulisan kalimat-kalimat pemasaran atau copywriting.

Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen.
Tujuan Umum,
·         Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
·         Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
·         Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan).


Sumber